Liputan Viral – Mitos Diabetes: Apa Itu Diabetes Kering dan Diabetes Basah, Di Indonesia seringkali masyarakat mengkategorikan diabetes menjadi dua jenis diabetes kering dan diabetes basah. Namun, di dunia medis, istilah tersebut tidaklah lazim digunakan. Mari kita telusuri lebih dalam tentang diabetes, penyebabnya, dampaknya, dan bagaimana penanganan yang tepat.
Diabetes: Lebih dari Sekadar Kering dan Basah
Di dunia medis, tidak ada istilah “diabetes kering” atau “diabetes basah”. Sebaliknya, diabetes diklasifikasikan ke dalam tiga jenis utama:
- Diabetes Tipe 1: Pada diabetes tipe 1, tubuh tidak memproduksi insulin, hormon yang diperlukan untuk mengontrol kadar gula darah. Ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas. Diabetes tipe 1 seringkali didiagnosis pada masa kanak-kanak atau remaja, tetapi dapat muncul pada usia mana pun.
- Diabetes Tipe 2: Diabetes tipe 2 adalah bentuk diabetes yang paling umum. Pada kondisi ini, tubuh tidak memproduksi atau menggunakan insulin dengan efisien. Hal ini menyebabkan penumpukan glukosa dalam darah. Diabetes tipe 2 seringkali terkait dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik.
- Diabetes Gestasional: Diabetes gestasional terjadi saat seorang wanita hamil mengalami peningkatan kadar gula darah yang tidak normal. Meskipun biasanya membaik setelah persalinan, diabetes gestasional meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2 di kemudian hari, baik pada ibu maupun anak.
Luka pada Penderita Diabetes: Mengapa Sulit Sembuh?
Penderita diabetes sering kali mengalami kesulitan dalam penyembuhan luka, terutama luka pada kaki. Ini disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk:
- Buruknya Sirkulasi Darah: Tingginya kadar gula dalam darah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah, mengganggu aliran darah yang memasok oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh. Tanpa pasokan yang cukup, luka sulit untuk sembuh.
- Menurunnya Sistem Kekebalan Tubuh: Kadar gula yang tinggi dalam darah dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko infeksi pada luka. Infeksi ini dapat menghambat proses penyembuhan.
- Kerusakan Saraf: Neuropati, atau kerusakan saraf, adalah komplikasi umum dari diabetes. Ini dapat menyebabkan mati rasa atau kehilangan sensasi pada kaki, membuat penderita diabetes tidak menyadari adanya luka atau infeksi.
Pertolongan Pertama untuk Luka pada Penderita Diabetes
Penanganan luka pada penderita diabetes sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Pertolongan pertama untuk luka pada penderita diabetes meliputi:
- Bersihkan Luka dengan Sabun dan Air: Membersihkan luka secara teratur dengan sabun dan air mengalir untuk mencegah infeksi.
- Oleskan Salep Antibiotik: Setelah membersihkan luka, oleskan salep antibiotik untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan.
- Hindari Tekanan Berlebih pada Luka: Hindari tekanan berlebih pada luka dengan menggunakan alas kaki yang nyaman dan menghindari sepatu yang sempit.
- Perhatikan Tanda-tanda Infeksi: Perhatikan tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, bengkak, atau nanah, dan konsultasikan dengan dokter jika terjadi.
Jangan lupa kunjungi artikel sebelumnya Kuliner Bangkok: Menikmati Kelezatan Terbaik Thailand
Pencegahan Luka pada Penderita Diabetes
Selain penanganan luka, pencegahan juga sangat penting untuk mencegah luka pada penderita diabetes. Beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil termasuk:
- Rutin membersihkan kaki dan menjaga kebersihan kulit.
- Menggunakan alas kaki yang nyaman dan tidak sempit.
- Memeriksa kondisi kaki setiap hari untuk mengetahui adanya luka atau perubahan lainnya.
- Memotong kuku dengan hati-hati untuk menghindari cedera.
Dengan melakukan pertolongan pertama yang tepat dan langkah-langkah pencegahan yang bijaksana, penderita diabetes dapat mengurangi risiko luka dan komplikasi serius lainnya. Jaga kesehatan tubuh dengan baik dan konsultasikan dengan dokter untuk pengelolaan diabetes yang lebih baik.